Sebuah studi terbaru yang dilakukan oleh para peneliti di University of Nottingham mengungkapkan bahwa individu yang menderita Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) memiliki kecenderungan yang lebih tinggi untuk berperilaku berisiko.
ADHD adalah gangguan neurobiologis yang umum terjadi pada anak-anak maupun dewasa. Gangguan ini ditandai dengan gejala-gejala seperti ketidakmampuan untuk berkonsentrasi, hiperaktif, impulsif, dan sulit mengontrol emosi. Dalam studi yang dilakukan oleh para peneliti, mereka menemukan bahwa individu yang menderita ADHD memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terlibat dalam perilaku berisiko seperti merokok, minum alkohol, dan menggunakan obat-obatan terlarang.
Studi ini melibatkan 2.040 partisipan yang mengalami ADHD dan 6.784 partisipan yang tidak mengalami ADHD. Para peneliti mengumpulkan data tentang perilaku berisiko partisipan, termasuk konsumsi alkohol, merokok, dan penggunaan obat-obatan terlarang. Mereka kemudian menganalisis data tersebut dan menemukan bahwa individu yang menderita ADHD memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terlibat dalam perilaku berisiko tersebut.
Menurut para peneliti, temuan ini menunjukkan pentingnya untuk memberikan perhatian yang lebih pada individu yang menderita ADHD, terutama dalam hal pencegahan perilaku berisiko. Mereka juga menekankan pentingnya untuk memberikan dukungan yang tepat kepada individu yang menderita ADHD agar mereka dapat mengelola gejala-gejala gangguan tersebut dengan lebih baik.
Dengan adanya temuan ini, diharapkan para penyedia layanan kesehatan dapat memberikan perhatian yang lebih pada individu yang menderita ADHD dan memberikan dukungan yang tepat agar mereka dapat menghindari perilaku berisiko yang dapat membahayakan kesehatan dan kesejahteraan mereka.