Bogor, sebuah kota yang terletak di Jawa Barat, dikenal dengan julukan “Kota Hujan”. Sejak dulu, Bogor memang terkenal dengan curah hujan yang tinggi dan sering turun setiap harinya. Tidak heran jika Bogor menjadi destinasi favorit bagi wisatawan yang ingin menikmati udara segar dan hijauannya yang indah.
Sejarah di balik julukan “Kota Hujan” ini bermula dari masa penjajahan Belanda. Pada awal abad ke-19, Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Sir Stamford Raffles, memilih Bogor sebagai tempat peristirahatan dan tempat tinggal resmi. Belanda kemudian membangun Istana Bogor yang menjadi tempat tinggal para pejabat dan tamu asing.
Selama masa penjajahan Belanda, Bogor menjadi pusat penelitian dan pengembangan tanaman tropis. Kondisi iklim yang lembab dan curah hujan yang tinggi membuat Bogor menjadi tempat yang cocok untuk menanam berbagai jenis tanaman. Banyak spesies tanaman asing yang diperkenalkan ke Bogor dan berhasil tumbuh subur di sana.
Selain itu, Bogor juga memiliki kebun raya yang menjadi salah satu yang terbesar di Indonesia. Kebun Raya Bogor didirikan pada tahun 1817 oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda saat itu, Sir Thomas Stamford Raffles. Kebun raya ini menjadi tempat penelitian dan konservasi berbagai jenis tumbuhan langka dan unik.
Curah hujan yang tinggi di Bogor juga mempengaruhi pola hidup masyarakat setempat. Masyarakat Bogor terbiasa dengan cuaca yang sering berubah-ubah dan hujan yang turun setiap harinya. Mereka juga mengenal berbagai jenis tanaman dan buah-buahan yang tumbuh di daerah mereka.
Meskipun Bogor dikenal sebagai “Kota Hujan”, namun hal ini tidak mengurangi pesona dan keindahan kota ini. Bogor tetap menjadi tempat yang menarik untuk dikunjungi oleh wisatawan yang ingin menikmati udara segar, keindahan alam, dan keanekaragaman flora yang ada di sana. Sejarah di balik julukan “Kota Hujan” ini juga menjadi bagian dari identitas dan keunikan Bogor sebagai salah satu kota terbaik di Indonesia.